Observatorium
antariksa milik NASA, Kepler menemukan planet yang berada pada lokasi yang
cukup nyaman bagi munculnya kehidupan. Planet tersebut bernama Kepler-22,
berukuran sekitar 2,4 kali radius Bumi. Orbit planet iniberukuran 0.85 kali
jarak bumi matahari. Bintang induk Kepler 22b berada sejauh 600 tahun cahaya
dari Bumi. Bintang ini tergolong sebagai bintang kelas G yang sangat mirip
dengan matahari. Zona layak huni bintang ini berukuran 0,7-1,2 kali jarak
bumi-matahari. Dengan demikian, kepler 22b berada di sisi terdalam dari kawasan
yang sanggup menopang kehidupan ini. Air dalam fasa cair, serta oksigen dalam
jumlah melimpah sangat mungkin ada di permukaan palanet ini.
Jumat, 23 Maret 2012
Ketika kita membakar sebatang lilin, ke mana lilin itu pergi?
Lilin
biasanya terbuat dari parafin, yaitu campuran hidrokarbon, bahan yang sering
kita jumpai dalam minyak tanah. Seperti
tersirat dalam namanya molekul- molekul hidrokarbon hanya terdiri atas
atom-atom hidrogen dan karbon. Ketika bahan ini terbakar, mereka bereaksi
dengan oksigen dalam udara. Karbon dan oksigen menjadi karbondioksida,
sedangkan hidrogen dan oksigen menjadi air. Kedua hasil ini berwujud gas pada
suhu bakar, jadi semua terbang ke udara.
Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam
organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan. Asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat. Asam ini
penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga
dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam
sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran. Asam sitrat yang
konsentrasi tinggi, mencapai 8% bobot
kering, terdapat pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk
purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7.
4 Hal Wajib Diketahui Soal Kesehatan Lidah
Selama
ini, masalah kesehatan mulut hanya berfokus pada gigi dan gusi saja. Padahal,
kebersihan lidah juga mempunyai andil besar untuk menjaga agar mulut Anda tetap
sehat. Lidah adalah bagian penting dari mulut, sehingga Anda tidak boleh
melupakan untuk selalu membersihkan setiap kali menggosok gigi. Berikut adalah
hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kesehatan lidah:
1. Perlu dibersihkan. Jika diperhatikan,
permukaan lidah memiliki benjol kecil pada permukaannya yang disebut papila. “permukaan lidah tempat
pelabuhan bakteri”, kata dr Euan Swan, program manager dari Dental
Assosiaciation, Ottawa. Bahkan sebuah riset dari University of Michigan School
of Medicine menemukan bahwa sekitar sepertiga spesies bakteri yang ditemukan di
lidah tidak akan berkembang pada bagian mulut lainnya (akan menetap di lidah).
Kuman yang terjebak di lidah dapat
menyebabakan bau mulut dan mempengaruhi indera perasa. Pertumbuhan bakteri yang
berlebihan pada lidah dapat mengubah lidah anda menjadi kuning, putih, atau
bahkan hitam dan tampak berbulu. Biasakan untuk membersihkan lidah setiap kali
annda menyikat gigi. Anda dapat menggunakan pembersih lidah, sebuah alat kecil
yang dirancang untuk mengikis lidah. Jika tidak mempunyai alat pembersih
khusus, anda juga bisa menggunakan sikat gigi.
2. Perawatan Ekstra. Lidah yang jarang
dibersihkan lama kelamaan akan mulai menebal dan mengeras. Anda akan harus
berhati-hati ketika akan mengikisnya, karena bukan tidak mungkin dapat merusak
jaringan pada lidah. Anda dapat melindungi lidah dengan memberikan semprotan pelembab mulut atau gel
dan menunggu 10-15 menit, kemudian baru menyikatnya. Apalagi saat ini banyak
sikat gigi yang bagian punggungnya bisa dipakai untuk menyikat lidah.
3. Bisa Kanker. Berdasarkan data riset
kanker WHO (Globocan 2008), kanker mulut merupakan jenis kanker yang paling
banyak diderita pria di Asia Tenggara setelah kanker paru-paru. Masih menurut
riset Globocan, diperkirakan ada sekitar 5000 kasus kanker mulut di Indonesia
pada 2008 dengan jumlah kasus kematian mencapai 2143 orang. Angka kasusnya
relatif cukup tinggi karena memang sulit untuk mendeteksi perkembangan kanker
mulut. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan untuk melakukan skrining
atau pemeriksaan kesehatan mulut seminggu sekali (bila usia di atas 40 tahun).
4. Menindik Lidah. Para ahli kesehatan
gigi dan mulut menyatakan, resiko infeksi akibat tindikan di lidah lebih tinggi
ketimbang tatto. Penelitian beralasan karena pada dasarnya mulut seseorang
sudah penuh dengan bakteri, dan bila ditambah dengan perhiasan logam di lidah,
akan menambah kerusakan gigi dn gusi. Bahkan prosedur menusuk lidah sendiri
(tindik) diketahu dapat merusak saraf dan mengganggu indera perasa
99 Contoh Peribahasa
1.
Berdiang di abu dingin.
Mengharapkan pertolongan kepada orang yang lemah.
2.
Kalah jadi abu menang jadi arang.
Yang kalah dan yang menang sama-sama merugi.
3.
Seperti abu di atas tunggul
Kedudukan yang tidak kuat
4.
Sudah jadi abu arang
Telah rusak sama sekali (tak dapat diperbaiki lagi)
5.
Telentang sama makan abu, tertelungkup sama
makan tanah.
Sama-sama setia dalam suka dan duka, seia sekata
6.
Terpegang di abu hangat.
Orang yang kecewa dalam suatu pekerjaan, baru saja
dimulai sudah mendapatkan kesusahan.
7.
Gila di abun-abun
Mabuk berhayal, mengangankan sesuatu yang tak mungkin
diperoleh
8.
Asal ada, kecilpun ada
Walau hanya sedikit, tetapi cukup juga.
9.
Ada padang, ada belalang.
Dimana pun berada, selalu ada rezeki
10.
Ada gula ada semut
Orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan
11.
Ada batang, ada cendawan, ada cendawan tumbuh.
Dimana kita berada selalu ada rezeki.
12.
Ada air, ada ikan.
Dimanapun kita berada, niscaya ada rezeki.
13.
Ada asap, ada api
Ada sebab tentu ada akibatnya.
14.
Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan.
Susah dan senang ditanggung bersama.
15.
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya.
16.
Ada uang abang disayang, taka ada uang abang
melayang.
Hanya mau senangnya (enaknya) saja.
17.
Ada udang di balik batu
Mempunyai maksud tersembunyi, biasanya maksud yang picik.
18.
Adat penghulu berpadang luas beralam lapang.
Seorang pemimpin itu harus sabar, banyak pertimbangan,
serta arif dan bijaksana
19.
Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak.
Sesuatu itu ada yang rusak dan kurang mutunya.
20.
Adat pasang turun naik.
Tiada yang tetap di dunia ini, semua hidup silih
berganti, terutama tentang nasib, rezeki, dan peruntungan seseorang.
21.
Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
Setiap melakukan sesuatu hendaklah selalu mengingat
aturan adat agama.
22.
Adat juara kalah menang, adat saudagar laba
rugi.
sudah adat dunia, susah senang, untung rugi, akan silih
berganti dialami oleh umat manusia.
23.
Adat lama pusaka usang.
Sudah sejak dulunya, sejak nenek moyang.
24.
Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan
ragam.
Yang muda tau yang tua harus sabar dalam menghadapi
sesuatu.
25.
Adat sepanjang jala, cupak sepanjang betung.
Menipu atau menutupi keadaan yang sebenarnya.
26.
Adat teluk timbunan kapal, adat muara puputan
ikan.
Sudah sepantasnya yang kaya tempat meminta dan orang
pintar serta berpengalaman itu tempat bertanya.
27.
Mengadu petah lidah
Mengadu kemahiran berdebat
28.
Mengadu ujung penjahit.
Sangat sulit untuk menyatukan pikiran para cendekiawan.
29.
Lain yang diagak, lain yang kena
Yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat.
30.
Bermain air basah bermain api letup
Setiap perbuatan pasti mengandung resiko.
31.
Berair sawah diatas, lembab sawah di bawah.
Bila berhasil membantu teman atau alasan dalam mencari
rezeki, tentulah orang yang membantunya ikut mendapat rezeki.
32.
Bagai air di daun keladi.
Ajaran atau nasihat yang baik tak berguna bagi mereka
yang tidak mau menerimanya.
33.
Bagai air di daun talas.
Tidak punya pendirian tetap.
34.
Bakarlah air minum abunya.
Ejekan atau sindiran kepada orang yang mengharapkan
sesuatu yang tidak mungkin diperolehnya.
35.
Bondong air bondong dedak.
Setiap orang akan menurut kepada pembesar atau
pemimpinnya.
36.
Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari
dari hulunya.
Bukan kabar angin, tetapi kabar yang didapat dari
sumbernya.
37.
Ibarat menyurat diatas air.
Pekerjaan yang sia-sia.
38.
Jelatang di hulu air
Perihal orang yang suka memfitnah atau mencari kerusuhan.
39.
Jatuh kedalam air mata.
Bersedih hati sendiri
40.
Sebelum ajal berpantang mati.
Bila ajal sudah tiba seorang pun dapat menolaknya dan
bila ajal belum waktunya tiba, bagaimanapun seseorang tidak akan mati.
41.
Belajar ke yang pintar, berguru ke yang pandai.
Menuntut ilmu lebih baik kepada orang yang berilmu
pengetahuan dan kaya akan pengalaman
42.
Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak
jadi
Pekerjaan yang dilakukan dengan setengah-setengah tidak
akan mencapai hasil yang baik
43.
Itik diajar berenang
Mengajar orang yang lebih banyak pengalaman
44.
Kurang tunjuk kurang pengajar
Kurang mendapatkan pendidikan
45.
Bila kail panjang sejengkal, jangan lautan
hendakn diajuk.
Bila ilmu dan penngalaman kita belum seberapa, janganlah
coba untuk melawan orang yang berilmu dan berpengalaman.
46.
Baru diajuk, lah bertarung.
Baru memulai sudah mendapatkan kesulitan
47.
Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa tahu.
Segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati seseorang
tidak dapat diketahui.
48.
Dangkal telah keseberang, dalam hati keajukan.
Telah diketahui benar bagaimana isi hatinya
49.
Belum diajun sudah bertarung
Baru hendak melakukan sesuatu sudah mendapatkan halangan
50.
Muda diajun kikir diperbuat
Orang yang mau bersuka ria, tetapi enggan mengeluarkan
biaya
51.
Bak ajun
berat sebelah
Pertimbangan atau keputusan yang tidak adil
52.
Dari ajun turun ke sampan.
Mengundurkan diri dalam suatu jabatan.
53.
Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki
Bertindak semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang lain
54.
Lubuk akal tepian budi.
Orang pintar dan cerdik cendekia adalah tempat bertanya
55.
Akal akar berpulas tak patah
Orang yang pandaitak akan mudah terkalahkan dalam
perdebatan.
56.
Akal sebenarnya akal.
Cara berpikir dan bertindak yang benar.
57.
Akal tidak sekali datang, pikiran tidak sekali
timbul.
Tidak ada sesuatu yang sempurna.
58.
Akal tak sekali tiba.
Tidak ada suatu usaha yang sekali jadi dan sempurna.
59.
Hidup berakal mati beriman
Dalam mengerjakan sesuatu hendaklah memakai pengetahuan
dan menggunakan akal serta pikiran.
60.
Bagai birah tak berakar
Kiasan terhadap orang yang loyo dan malas pembawaannya.
61.
Bagai mencar belalang berakar.
Perihal pekerjaan yang amat sulit.
62.
Bagai mencari belalang berakar.
Perihal pekerjaan yang amat sulit.
63.
Kian lama kian berakar.
Makin lama makin berkuasa (kuat posisi atau
keberadaannya)
64.
Tiada akar, rotan pun jadi.
Jika terpaksa, barang yang kurang baik pun dapat
dipergunakan.
65.
Seperti bergantung pada akar lapuk.
Mengharapkan bantuan orang yang tidak memiliki kuasa.
66.
Setiap tunas akan tumbuh keatas dan akar akan
tumbuh ke bawah.
Sudah menjadi hukum alam, sesuatu yang sudah wajar.
67.
Kalau pandai mencabut akar, layu sampai ke
ujungnya.
Membasmi kejahatan sampai tuntas.
68.
Awal diingat akhir tiada.
Pekerjaan yang tidak dipertimbangkan dengan matang.
69.
Aku nampak olah, kelibat yang sudah kutahu.
Bagai seorang yang bijaksana, dangkal dalamnya
pengetahuan seseorang segera diketahui.
70.
Alah bisa karena biasa
Segala kesukaran tak akan terasa lagi bila sudah biasa.
71.
Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat
tegak.
Sangat pemalu sehingga tidak dapat menyembunyikan diri.
72.
Menembak beralamat, berkata bertujuan.
Perbuatan atau pekerjaan harus mengandung maksud atau
tujuan.
73.
Alamat biduk kan karam.
Pertanda akar mengalami kesusahan hidup.
74.
Tidak alang kepala tanggung.
tidak tanggung-tanggung
75.
Alang-alang mandi biar basah.
Mengerjakan sesuatu harus tuntas.
76.
Berbilang dari esa, mengaji dari alif.
Bila mngerjakan sesuatu, handaklah dari permulaan
77.
Zaman beralih musik bertukar.
Segala sesuatu, hendaklah disesuaikan dengan zamannya
78.
Timur beralih ke sebelah barat.
Laki-laki menuruti perintah wanita.
79.
Dibuat karena Allah menjadi murka Allah
Dilakukan dengan tujuan baik, tetapi disangka kurang
baik.
80.
Bagai alu pencungkil duri.
Melakukan sesuatu yang tidak mungkin berhasil.
81.
Bagai dientak alu luncung.
Dikalahkan olah orang yang lemah atao bodoh.
82.
Menurut alur dengan patut.
Menurut adat atau menurut yang telah diatur.
83.
Alur bertempuh jalan berturut.
Dilakukan menurut kebiasaan pada umumnya.
84.
Habis beralur maka beralu-alu.
Jika jalam berunding tidak dapat mencapai kesepakatan,
maka dapat dilakukan dengan kekerasan.
85.
Kepada kera berbuat amal, dimana nasib akan
berubah.
Salah strategi atau siasat sehingga tetap bernasib buruk.
86.
Belum besar sudah diambak.
Belum apa-apa sudah sombong.
87.
Besar diambak tinggi dianjung.
Memiliki kedudukan tinggi karena dimuliakan pengikutnya.
88.
Masuk ambung tak masul bilang.
jika mengerjakan sesuatu yang besar dan melupakan hal-hal
yang kecil.
89.
Mangga amra disangka kedondong
Sesuatu yang baik disangka buruk.
90.
Bak anai-anai bubus.
Berkerumun banyak sekali.
91.
Busut juga yang ditimbun anai-anai.
Orang yang biasa bersalah yang mudah dituduh oleh orang
dalam suatu kejahatan.
92.
Pecah anak buyung, tempayan ada.
Tak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri.
93.
Belum berana sudah ditimang.
Sudah bersenang-senang terlebih dahulu sebelum mencapai
tujuan.
94.
Bagai anak ayam kehilangan induknya.
Bercerai berai karena kehilangan tumpuan.
95.
Bagai anak sepat ke tohor.
Bermalas-malasan di tempat orang lain.
96.
Menyukat anak ayam.
Mengerjakan pekerjaan yang tak mungkin dapat dilakukan.
97.
Menggerek bagai anak nangoi.
Seseorang beranak banyak, tetapu malas mencari nafkah.
98.
Anak baik menantu molek.
Mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.
99.
Mengandakkan layar.
Mengurangi belanja.
Langganan:
Postingan (Atom)