Pernahkah kamu melihat kabut? Apakah kabut itu? Kabut adalah
kumpulan tetes tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara. Kabut
mirip dengan awan, perbedaannya, awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan
kabut menyentuh permukaan bumi. Biasanya kabut bisa dilihat di daerah yang
dingin atau daerah yang tinggi. Bagaimana kabut bisa terbentuk?
Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air
didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah
perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut
membentuk kabut berasap. Campuran tersebut menjadikan pedas di mata dan dapat
menyebabkan orang terbatuk. Di kotakota besar, asap pembuangan mobil dan
polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang diubah
menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di
dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap
ini mengiritasi mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap
dapat dicegah dengan menghentikan pencemaran atmosfer.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah
yang lembap, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang
dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya
dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 °C dapat
mengandung uap air sebanyak 30 gr uap air per m3, maka udara itu mengandung
jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya.
Volume
yang sama pada suhu 20 °C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak
itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang mengandung uap
air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Ketika
suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat
ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun.
Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap
air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah
embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 km.
Saat
ini ada 4 macam jenis kabut yang diketahui, yaitu sebagai berikut.
1.
Kabut Advection
Kabut advection
adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui
suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini
adalah kabut laut yang terjadi ketika udara yang basah dan hangat mengalir di
atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering muncul di sepanjang pesisir
pantai dan di tepi-tepi danau. Salah satu jenis yang lain dari kabut advection
disebut kabut uap. Kabut ini terbentuk dari aliran udara
dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air
secara terus menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik
jenuh, maka kelebihan uap air secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal
dari penguapan permukaan air. Kabut uap sering muncul pada saat udara dingin
bertiup di atas danau yang luas dan bertiup di atas danau yang hangat.
2.
Kabut Frontal
Kabut frontal
terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua massa udara yang
berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari massa udara
yang hangat ke dalam massa udara yang dingin tempat uap air menguap. Dengan
demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampaui titik jenuh.
3. Kabut
Radiasi
Kabut radiasi terbentuk pada malam yang
tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali panas ke dalam udara. Satu
lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah
menjadi tebal. Kabut radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.
4. Kabut
Gunung
Kabut gunung terbentuk ketika uap air
bergerak menuju ke atas melewati lerenglereng gunung. Udara dingin bergerak ke
atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian
terbentuk di sepanjang lereng gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar